Friday, November 23, 2018

Perjalanan Hidup Manusia Mulia Nabi Muhammad ﷺ (Bagian 1: Nasab dan Keluarga Beliau ﷺ)



Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhir bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.

Adapun Adnan berasal dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Hanya saja tidak diketahui pasti berapa jumlah nama orang antara Adnan dan Ismail.

Ibu beliau bernama Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Jadi Ayah dan Ibu beliau bertemu di kakek kelima Rasulullah yaitu Kilab. 

Beliau berasal dari kabilah Quraisy. Quraisy adalah julukan bagi Fihr bin Malik atau Nadhr bin Kinanah. Salah satu pemimpin terhormat di kalangan Quraisy adalah Qushay (kakek ke-4 Rasulullah ). Ia adalah orang pertama yang mengurusi Ka’bah dengan kata lain beliau lah yang memegang kunci Ka’bah. Dan Ia lah yang menempatkan Quraisy di lembah Mekkah. Qushay juga membangun sebuah rumah di bagian utara Ka’bah yang kemudian dikenal sebagai Darun Nadhwa. Disana lah para tokoh-tokoh Quraisy mengadakan permusyawaratan dan kesepakatan serta kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Ia juga yang memegang panji perang kaum Quraisy. Bagi para kaummnya, ia adalah sosok cendikiawan, dermawan, dan orang yang sangat didengar kata-katanya.

Keluarga beliau dikenal dengan keluarga Hasyimiyah, dinisbatkan kepada kakek ke-2 beliau yaitu Hasyim bin Abdi Manaf. Hasyim adalah julukannya sedangkan nama aslinya adalah Amr. Ia dijuluki Hasyim dikarenakan ia suka meremukkan roti kemudian dicampur dengan daging lalu dibuat roti kuah, setelah itu mempersilahkan orang-orang untuk memakannya.

Suatu kali, Hasyim melintas di Yatsir di tengah perjalanan dagangnya ke Syam. Ia kemudian menikahi Salmah binti Amr dari Bani Adi bin Najjar dan tinggal disana bersama isternya untuk beberapa waktu. Saat isterinya mengandung ia melanjutkan perjalanan ke Syam. Namun pada saat tiba di Palestina, ia meninggal dunia. Salma, melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Syaibah di Madinah dan dirawat serta diasuh oleh paman-pamannya disana. Ketika salah satu pamannya yang di Mekkah bernama Muthallib mengetahui kelahirannya, segera ia membawa Syaibah kembali ke Mekkah. Orang-orang Mekkah tidak mengetahui bahwa anak yang dibawa Muthallib ini adalah keponakannya melainkan seorang budak, sehingga mereka menjuluki anak tersebut dengan sebutan Abdul Muthallib (budaknya Muthallib).

Abdul Muthallib lantas menjadi orang yang paling besar kedudukannya di Mekkah. Ia meraih kemuliaan di zamannya. Ia adalah pemimpin dari kaummnya, Quraisy. Pemimpin kafilah dagang dan dijuluki Fayyadh dikarenakan kemurah hatiannya serta kedermawanannya yang senantiasa memberi makan orang-orang miskin. Ia juga mendapatkan kemulian untuk menggali sumur zam-zam setelah sebelumnya sumur tersebut ditutup oleh kabilah Jurhum ketika mereka pergi meninggalkan Mekkah. Ia mendapatkan mimpi mengenai tempat dan letak sumur tersebut sehingga ia dapat menggalinya.

Di masa Abdul Muthallib inilah terjadi peristiwa gajah yang diabadikan Allah di Qur’an melalui Surat Al-Fiil. Abrahah Al-Asyram datang dari Yaman dengan membawa 60 ribu pasukan dengan beberapa gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun, Allah menurunkan bala tentara-Nya berupa burung Ababil dengan membawa batu-batu yang dibakar kemudian menghancurkan seluruh pasukan beserta gajah-gajahnya layaknya dedaunan yang dimakan ulat. Peristiwa ini terjadi kurang lebih 2 bulan sebelum kelahiran Nabi .

Silisilah Rasulullah dari jalur Adnan. Sumber: Atlas of the Islamic Conquest, hal: 72 cetakkan Dar-us-Salam 2010 - Riyadh

Abdul Muthallib memiliki memiliki salah seorang anak bernama Abdullah yang nantinya akan menjadi ayah dari Rasulullah . Ada kisah yang unik pada diri Abdullah. Suatu hari ketika sumur zam-zam berhasil digali, seluruh kaum Quraisy mencoba memperebutkannya. Melihat hal itu, Abdul Muthallib bernazar jika Allah memberinya sepuluh orang anak kemudian ia rawat hingga bisa membelanya maka ia akan mengorbankan salah satu anaknya. Ketika semuanya telah didapatkan Abdul Muthallib, lantas ia pun mulai mengundi anaknya untuk di korbankan. Nama Abdullah pun keluar untuk disembelih. Ketika ia membawa Abdullah ke depan Ka’bah untuk kemudian disembelih, orang-orang pun mencoba untuk menahannya hingga akhirnya Abdul Muthallib menebusnya dengan 100 ekor unta.

Dari sinilah kemudian Rasulullah dijuluki sebagai putra Adz-Dzabihain (dua orang yang hampir disembelih) yaitu Ismail dan Abdullah. Beliau juga dijuluki sebagai putra Mafdiyyain (dua orang yang ditebus) karena Ismail ditebus dengan domba dan Abdullah ditebus dengan 100 ekor unta.

Singkat cerita, Abdul Muthallib memilih Aminah binti Wahab sebagai isteri untuk Abdullah, anaknya. Aminah merupakan sosok wanita Quraisy dengan kemuliaan dan kedudukan terbaik. Ayahnya adalah Wahab, pemimpin Bani Zuhrah. Akhirnya mereka Abdullah dan Aminah membina rumah tangga di Mekkah.

Kemudian Abdul Muthallib mengutus Abdullah untuk pergi berdagang ke negeri Syam, lalu meninggal dunia saat di Madinah setelah pulang dari Syam dan dimakamkan di Darun Nabighah Adzubaini. Dikisahkan meninggalnya Abdullah terjadi sebelum Nabi yang mulia lahir ke dunia.

-bersambung….

No comments:

Post a Comment