Berbagai renovasi yang terjadi pada Ka'bah dari masa ke masa |
Seperti yang diketahui, Rasulullah ﷺ
adalah sosok yang begitu amanah, jujur, dan terpercaya. Tak ada satu orang
Quraisy pun yang mengingkari hal itu. Salah satu bukti bahwa beliau ﷺ begitu dihormati oleh kaum Quraisy yaitu tatkala
suatu ketika terjadilah peristiwa renovasi Ka’bah yang diakibatkan kerapuhan
pada dindingnya saat banjir. Para pemimpin kabilah mulai mengerjakan proyek
renovasi tersebut dan bertekad agar dana yang digunakan hanya berasal dari yang
baik-baik saja. Mereka bahu membahu dalam pembangunan tersebut hingga sampailah
pada bagian Hajar Aswad. Disini mereka berselisih satu sama lain tentang siapa
yang paling berhak meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Bahkan hampir-hampir
terjadi pertumpahan darah disebabkan hal tersebut. Abu Umayyah Al-Mughirah
Al-Makhzumi mencoba untuk memberikan jalan keluar atas permasalah ini yaitu
menyerahkan putusan ini kepada siapa pun yang pertama kali masuk melalui pintu
masjid. Akhirnya mereka semua menerima usulan ini.
Allah ﷻ pun menakdirkan orang
yang pertama kali masuk setelah keputusan tersebut adalah Rasulullah ﷺ. Begitu melihat beliau ﷺ, mereka segera berkata, “Dia orang terpercaya, kami ridha
padanya. Dia adalah Muhammad”. Setelah itu beliau ﷺ tiba di hadapan mereka dan memberitahukan perihal yang
terjadi, beliau ﷺ pun meminta surban,
lalu meletakkan Hajar Aswad. Setelah itu, beliau ﷺ meminta para pemuka kabilah yang berselisih untuk
memegangi setiap ujung surban tersebut, kemudian memerintahkan untuk secara
bersama-sama mengangkatnya. Setelah mendekati tempatnya, beliau ﷺ lalu mengambil Hajar Aswad dan
meletakkannya di tempat semula. Hal ini kemudian diridhai oleh seluruh kaum
pada saat itu.
Selain sosok yang amanah, jujur dan terpercaya, beliau ﷺ juga dikenal
sebagai pribadi yang memiliki akal yang lurus, kuat dan berakhlak baik. Seluruh
sifat-sifat terpuji ada pada diri beliau ﷺ mulai dari adil, bijak, zuhud, menerima apa adanya,
santun, sabar, rendah hati, setia dan tulus. Beliau ﷺ
juga sangat rajin dalam menyambung tali silaturahim, membantu orang-orang
miskin dan membantu siapa saja yang terkena musibah. Allah ﷻ juga selalu menjaga dan memelihara beliau dari berbagai macam
perilaku khurafat dan kekufuran. Beliau ﷺ
tidak pernah menghadiri majelis-majelis berhala dan kesyirikan. Beliau ﷺ tidak pernah memakan daging yang
disembelih atas nama selain Allah ﷻ.
Tidak pernah menyembah berhala dan meminum khamr.
Patung-patung berhala sebelum datangnya Islam |
Hari hari terus berlalu di kota Mekkah, penyembahan terhadap berhala
serta perilaku kekufuran semakin menjadi-jadi di tengah kota. Hati Rasulullah ﷺ semakin terasa sempit dan sesak melihat
kaummnya seperti itu. Beliau ﷺ mencoba untuk
berfikir bagaimana menyelamatkan kaummnya dari kesengsaraan dan kebinasaan. Beliau
ﷺ begitu merasa gelisah
yang akhirnya membuncah seiring beranjaknya usia beliau ﷺ. Beliau ﷺ pun akhirnya
memutuskan untuk menyendiri di gua Hira dan menjalankan sisa-sisa ajaran nabi
Ibrahim disana. Hal ini terus menerus beliau ﷺ
lakukan selama sebulan setiap tahunnya, tepatnya di bulan Ramadhan. Setelah
selesai menyendiri, beliau ﷺ kembali
ke Mekkah pada pagi hari, setelah itu berthawaf mengeliling Ka’bah, kemudian
pulang ke rumah. Beliau ﷺ melakukan hal ini
selam tiga tahun.
Gua Hira: tempat nabi Muhammad ﷺ menyendiri (uzlah) |
Tanda-tanda kenabian pun mulai nampak dan terlihat semakin jelas
saat beliau ﷺ menginjak
usia 40 tahun. Usia dimana para rasul-rasul terdahulu merupakan usia yang
matang saat mereka diutus. Setiap kali beliau ﷺ
bermimpi tentang sesuatu, maka mimpi itu pasti terjadi tepat seperti yang beliau
ﷺ impikan. Beliau ﷺ melihat cahaya
dan mendengar suara. Beliau ﷺ bersabda,
“Sungguh, aku tahu sebuah bongkahan batu di Mekkah yang selalu mengucap salam
kepadaku sebelum aku diutus”.
-bersambung....
No comments:
Post a Comment