Kita wajib mengetahui bahwa di antara syarat ibadah adalah ikhlas dan mutaba'ah, mengikuti Rasulullah ﷺ. Maka dari itu, kita harus mempelajari bagaimana dahulu Rasulullah ﷺ mendirikan shalat. Allah ﷻ memerintahkan kita mendirikan shalat. Allah ﷻ berfirman:
وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (Qs. Al-Baqarah: 43)
Yang dimaksud mendirikan shalat adalah mengerjakan shalat secara benar sesuai yang disebutkan dalam syariat, yaitu dengan mengikhlaskan shalat untuk Allah ﷻ semata dan mengikuti Nabi ﷺ. Nabi ﷺ bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
"Shalatlah seperti kalian melihat aku shalat." (HR. Al-Bukhari, kitab al-Adzan, bab: Al-Adzan lil musafir, hadits nomor 631)
Nabi ﷺ memerintahkan kita untuk shalat sebagaimana kita melihat beliau shalat. Khithab dalam hadits ini ditujukkan kepada para sahabat, dan perlu diketahui bahwa khithab Nabi ﷺ untuk sahabat adalah khithab yang berlaku untuk mereka dan juga umat hingga hari Kiamat.
B. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Shalat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah:
"Ada seorang lelaki masuk masjid ketika Rasulullah sedang duduk di salah satu sudut masjid. Lalu orang tersebut shalat kemudian menghampiri (Nabi) dan mengucapkan salam kepada beliau. Beliau menjawab, 'Wa'alaikas Salam. Kembalilah, lalu shalatlah, karena engkau belum shalat'. (Orang tersebut kembali lalu shalat, kemudian menghampiri (Nabi) dab mengucapkan salam. Beliau menjawab, 'Wa'alaikas Salam. Kembalilah, lalu shalatlah, karena engkau belum shalat'. Pada kali kedua atau setelahnya, orang tersebut berkata, 'Ajarilah aku, wahai Rasulullah'. Beliau kemudian bersabda, 'Jika engkau hendak shalat maka sempurnakanlah wudhu, lalu mengahadap kiblat, lalu bertakbirlah." (HR. Al-Bukhari, kitab al-isti'dzan, bab: man radda faqala; 'alaika salam, hadits nomor 6251)
Seseorang keluar dari rumah dalam keadaan suci dari hadats kecil, hadats besar, dan najis dengan tenang dan berwibawa untuk shalat. Bahkan Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk tidak mempercepat langkah ketika mendengar iqamat:
"Ada seorang lelaki masuk masjid ketika Rasulullah sedang duduk di salah satu sudut masjid. Lalu orang tersebut shalat kemudian menghampiri (Nabi) dan mengucapkan salam kepada beliau. Beliau menjawab, 'Wa'alaikas Salam. Kembalilah, lalu shalatlah, karena engkau belum shalat'. (Orang tersebut kembali lalu shalat, kemudian menghampiri (Nabi) dab mengucapkan salam. Beliau menjawab, 'Wa'alaikas Salam. Kembalilah, lalu shalatlah, karena engkau belum shalat'. Pada kali kedua atau setelahnya, orang tersebut berkata, 'Ajarilah aku, wahai Rasulullah'. Beliau kemudian bersabda, 'Jika engkau hendak shalat maka sempurnakanlah wudhu, lalu mengahadap kiblat, lalu bertakbirlah." (HR. Al-Bukhari, kitab al-isti'dzan, bab: man radda faqala; 'alaika salam, hadits nomor 6251)
Seseorang keluar dari rumah dalam keadaan suci dari hadats kecil, hadats besar, dan najis dengan tenang dan berwibawa untuk shalat. Bahkan Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk tidak mempercepat langkah ketika mendengar iqamat:
إِذَا سَمِعْتُمُ الإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى
الصَّلاَةِ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلاَ تُسْرِعُوا، فَمَا
أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
"Apabila kalian mendengar iqamat, maka berjalanlah menuju shalat dengan tenang dan berwibawa. Jangan mempercepat (langkah), Apa yang kalian jumpai (dari shalat) maka kerjakanlah, dan apa yang tertinggal oleh kalian maka sempurnakanlah" (HR. Al-Bukhari, kitab Al-Adzan, bab: La Yas'a ila Ash-Shalah wal Ya'ti bis Sakinah wal Waqar, hadits nomor 636)
Nabi ﷺ bersabda:
لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا
دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً
"Tidaklah (seseorang) melangkahkan satu ayunan kaki, melainkan Allah mengangkatnya satu derajat dengannya dan menggugurkan satu kesalahannya." (HR. Al-Bukhari, kitab Ash-Shalah, bab: Ash-Shalah fi masjidis Suq, hadits nomor 477)
Kemudian, ketika hendak masuk masjid maka dahulukanlah kaki kanan sambil membaca doa:
بِسْمِ اللَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
"Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untukku." (HR. Ibnu Majah, kitab, Al-Masajid wal Jama'ah, bab: Ad-Du'a 'Inda Dukhuli masjid, hadits nomor 771)
أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ
وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, kepada wajah-Nya yang mulia dan kekuasaan-Nya yang terdahulu, dari (gangguan) setan yang terkutuk." (HR. Abu Dawud, kitab Ash-Shalah, bab: Ma Ya'qulur Rajul 'Inda Dukhulihil Masjid, nomor hadits 466)
Setelah masuk masjid, bersiwaklah saat hendak shalat, menghadapkan seluruh tubuh ke kiblat dengan khusyuk dan menghadirkan hati, dan yakin Allah berbisik kepadanya saat shalat.
Sumber: Sifat Shalat Nabi ﷺ karya Syaikh Muhammad Utsaimin cet. Ummul Qura th. 2016
No comments:
Post a Comment